Resume Pelatihan keenam

 

Menulis Membuatku Naik Kelas dan Berprestasi

Narasumber : Aam Nurhasanah, S.Pd.

 

Hari ini Narasumber pelatihan menulis diisi oleh Ibu Aam Nurhasanah, S.Pd. Ibu Narasumber menyampaikan bahwa di setiap orang pasti memiliki goals atau tujuan yang berbeda saat bergabung di kelas pelatihan penulisan. Hal itu seperti terlihat dalam mentimeter ini


Pada kesempatan ini pula ibu Narasumber memaparkan pengalamannya dalam meniti karir penulisannya. Dari seorang yang bukan siapa-siapa menjadi orang yang berada di kelas atas penulisan. Dahulu, status Ibu Aam sama seperti kita di sini yaitu sebagai peserta yang belum tahu dan belum bisa menulis buku. Beliau pertama kali gabung di kelas penulisan di gelombang 8 bersama Mr. Bams, Bu Nora, Cang Ato, Pak Yulius Roma Patandean, Cak Inin, Mayor Nani, dan banyak lagi teman-teman yang sudah sukses. Namun, harapannya pupus karena gagal menyelesaikan tugas-tugas penulisan berupa resume dan akhirnya ditinggalkan teman-temannya.

Ibu Aam kembali memupuk kepercayaan diri, meluruskan niat dan tekad, akhirnya kembali mengulang di gelombang 12. Di sini Ibu Aam berusaha fokus dan akhirnya bisa lulus menjadi alumni. Saat itu beliau sukses menjadi blogger dan berhasil menerbitkan buku perdana; buku solo dan antologi. Sekalipun saat menyusun buku antologi yang pertama itu beliau merasa masih awam, masih merasa sebagai percobaan, yang masih butuh mengumpulkan keberanian diri untuk menulis. Namun akhirnya berhasilah disusun sebuah buku antologi bersama dengan 42 penulis hebat di seluruh nusantara. Bahagia perasaan beliau ketika melihat namanya ada diurutan pertama dalam buku antologi itu.

Tulisan itu diambil dari tugas resume yang dijadikan syarat kelulusan Om Jay. Dimana peserta harus menulis 20 resume dan wajib posting di blog. Waktu itu yang menjadi narasumbernya Bu Kanjeng atau Dra. Sri Sugiastuti, M.Pd. Setelah naskah resume terkumpul, Ibu Narsum segera menghubungi penerbit  maka lahirlah buku solo perdananya berjudul "Mengukir Mimpi Jadi Penulis Hebat." Setelah menjadi alumni, selain terus mengasah kemampuan menulisnya Narsum juga  mengabdikan dirinya menjadi moderator kelas menulis. Dari kegiatan tersebut lahirlah buku solo kedua saya berjudul "Kunci Sukses Menjadi Moderator Online". Setelah itu Narsum mengikuti lomba blog PGRI yang diadakan selama 28 hari selama bulan Februari dimana semua peserta wajib posting ke blog pribadi dan blog  YPTD dan akhirnya berbuah manis. Narsum keluar menjadi Juara 1 Lomba Blog PGRI dan hasilnya menjadi buku solo ketiganya.

Belum puas sampai di situ, Narsum mengikuti seleksi menulis bersama Prof Ekoji dan akhirnya tembus ke penerbit mayor PT Andi Offset Yogyakarta dan  lahirlah buku duet kolaborasi dengan Prof. Eko. Setelah itu, Narsum diberi tantangan sebagai kurator buku oleh Bu Kanjeng. Narsum mencobanya dan akhirnya ketagihan.

Pengalaman menerbitkan buku menyebar di medsos dan suatu ketika bertemu dengan muridnya yang bernama Juminah. Ia bekerja sebagai TKI dan meminta Narsum untuk mengedit novelnya. Juminah 5 tahhn bekerja di Arab Saudi dan hanya mengirimkan naskah melalui WA. Inilah pengalaman pertama Narsum menjadi seorang editor. Novel ini menceritakan perjuangan Juminah menjadi tulang punggung keluarga, dan mengorbankan masa remajanya untuk kerja jadi TKI demi membiayai sekolah adik-adiknya sampai takdir menemukan cinta sejatinya. Novel ini  sangat menyentuh jiwa. Setelah itu, teman-teman Narsum khususnya alumni kelas Om Jay, sering memintanya mengedit naskah buku mereka. Dari semua perjalanan menulis hingga “naik kelas”, Narsum abadikan menjadi buku solo ke-4.  Sehingga total sampai saat ini Narsum rudah menghasilkan karya dalam bentuk buku sebanyak 30; buku solo empat, buku duet prof Eko satu, 25 buku antologi.

Tips yang diberikan Narsum adalah mulailah menulis. Ketika mengikuti pelatihan menulis buatlah resume sampai tuntas. Jadilah orang pertama yang membereskan tugas resume. Kemudian luangkan waktu 30 menit setiap hari untuk terus menulis. Menulis apa yang dirasakan. Menulis pengalaman-penglaman hidup. Hal itu sangat membantu penajaman kemampuan menulis. Begitu pula ketika hendak menjadi editor latihlah diri kita dengan sering-sering membuka blog orang lain kemudian memberikan catatan-catatan pada tulisan tersebut. Ketika itu terus dilakukan niscaya ketrampilan kita akan terus terasah dan akhirnya kelas kita akan terus merangkak naik. Menjadi manusia yang berprestasi.

 

Komentar

  1. Jadilah manusia yang mau belajar dari kegagalan hingga membuat prestasi di masa depan. Semangat ya!

    BalasHapus
  2. Banyak orang ingin belajar menulis

    Saya sering mendapatkan pesan di WhatsApp. Mereka ingin belajar menulis di PGRI. Tapi, keinginan tidak segera diwujudkan. Menulis hanya sebuah khayalan.

    Kalau mau belajar menulis ya harus berani menulis. Saya melatihnya setiap hari. Saya tidak takut salah dalam menulis.

    Blog menjadi tempat saya berlatih menulis. Blog menjadi sahabat saya dalam menulis. Terkadang saya suka senyum-senyum sendiri membaca kembali tulisan saya. Sungguh kurang enak dibaca.

    Namun, seiring perjalanan waktu, tulisan saya menemukan bentuknya. Gaya menulis saya tidak mudah di plagiasi orang lain. Saya menemukan keindahan dan keunikan dalam menulis.

    Buatlah pembaca memahami pesan yang anda tulis. Menulis pada hakekatnya menyampaikan pesan. Ada pesan penting yang harus anda bagikan. Pembaca tercerahkan dan pada akhirnya bersetuju dengan yang dituliskan.

    Menulislah setiap hari dan buktikan apa yang terjadi. Saya sudah membuktikannya dan anda akan naik kelas kalau mampu menulis dengan baik.

    Salam blogger persahabatan
    Omjay
    Guru Blogger Indonesia
    Blog https://wijayalabs.com

    BalasHapus
  3. Pembelajar selalu melihat semua sebagai kesempatan dan tantangan untuk dihadapi. Resume nya mantaap

    BalasHapus
  4. Terimakasih Bu Aam, Om Jay dan Ms. Phia/Pro, sudah berkenan mampir ke sini. Matur nuwun.

    BalasHapus

Posting Komentar

Postingan Populer